inspirasi
aku nggak mau bahas hal atau berita yang nggak aku kuasai atau baca secara mendalam, contohnya : pindahnya ibukota ke Kaltim atau ricuh di Manokwari beberapa waktu lalu. melainkan, update tentang diri sendiri. Berapa minggu lalu aku sempat ngeklik akun instagramnya Sal Priadi, ada yang tau atau suka ? Yang jelas, temenku Silvya suka banget sama Sal dan pas dia sering pasang story Sal, aku iseng klik dan nemu 1 postingan Sal yang isinya lagi ngobrol sama beberapa penulis. Yang isi captionnya begini :
"Beberapa waktu lalu, berbincang dengan cinta kami semua pak @damonosapardi , mba @fentyeffendy21 dan @ntsana, tentang banyak hal. juga ungkapan tsana di sini rasanya juga mewakili aku. "Males cerita ama orang, kalau nulis rasanya menyembuhkan", lalu aku minta toss.
ada juga aku membaca puisi bapak, ditemani si keren @rdtjk yang cepat tanggap meski persiapannya hanya satu hari.
jelasnya bisa disaksikan di youtube @narasi.tv"
postingan Sal yang menginspirasi bisa kalian liat disini : https://www.instagram.com/p/BylAn70HIia/
sebenarnya ini berkaitan banget sama aktivitas nulis di blogku. nulis itu nggak gampang, apalagi dengan postingan sebanyak ini. nggak mungkin aku ngerjainnya dalam semalam. butuh proses dan butuh pengorbanan. pengorbanan waktu adalah yang paling besar disini. karna bisa aja mood nulisnya muncul pas di waktu-waktu kurang tepat kayak lagi di tengah jalan, lagi ngendarain motor, atau pas lagi nonton suatu konser, di kafe, di pasar, di kamar mandi, dll. semuanya tentang proses. dan aku setuju banget kalau mba nya bilang nulis itu menyembuhkan. saat kita nggak punya teman bercerita yang tepat, rasanya nulis selalu berhasil. nulis itu adalah bercerita kepada diri sendiri. nggak ada perlawanan yang melenceng ataupun anggukan, bercerita ke diri sendiri adalah obat paling sederhana. nggak perlu pertentangan apapun dan tidak melelahkan.
manggung
hari Sabtu tanggal 24 lalu aku mengisi acara IT di Telkom Balikpapan. itu pertama kalinya aku sebagai solois nyanyi di acara indoor di siang hari. cukup pede karna udah punya gitar baru yang aku pikir pas untuk dibawa ke acara manapun dan kondisi apapun. Fyi, aku baru aja bulan lalu beli gitar akustik elektrik (lagi) yaitu Yamaha APXT2 Nat, gitar ini gitar impian waktu dulu 2014 sempat nyari keliling Balikpapan tapi nggak nemu. Ajaib sih dalam berapa tahun, harganya tetap, nggak turun. sedangkan UMK naik, jadi kemampuan untuk membeli bertambah besar, tapi sayang aku belinya pas udah berenti kerja.
di kesempatan itu, mas Ibnu, foundernya Soundfren. Soundfren itu aplikasi keren untuk musisi professional untuk bertemu dengan event, bertemu musisi, bertemu creator, dll. Mas Ibnu ngasih masukan supaya lebih interaktif dengan penonton dan siapapun yang hadir. Ini PR berat buat para introvert ya? karna aku ngerasa ditembak langsung wkwk. berat banget, apalagi aku yang aslinya pendiam dan lebih suka nulis ini. tapi itulah tantangan nya musisi baru. walaupun nggak baru2 amat sih. cuma yaa.. yaudahlah, emang berguna banget ya kalo kita punya ekspektasi rendah, i mean, nggak usah berharap di puji dulu. yang penting tiap penampilan aku berusaha untuk maksimal. nggak mungkin nggak ada cacat/kurang tapi aku suka prosesnya. sama kayak menulis, menyanyi, ataupun tampil di publik itu nggak mudah, nggak sulit.
hmm, terus apalagi yaa...
oh iya! jadi kegiatan tiap minggu, aku ada latihan bareng Yogie dan Azi untuk project soloku. semoga bisa cepat masuk studio ya buat rekam semua lagu, totalnya ada 5 lagu. sebenarnya sering aku bawain pas manggung, cuma masih belum tertata dan mau di aransemen ulang lagi. semoga nanti kalian suka!
ini foto pas di acara IT kemaren. namanya DILo Hackathon Festival 2019.
jadi, gitar ke 16 ku dan sepertinya jadi gitar satu-satunya yang ku punya akhir tahun ini, Yamaha APXT2 Natural. aku lepas Cort Earth 50 di Agustus dan (modified) Squier Telecaster Affinity di September. such a sad moment but the great thing is when you can maximize the minimal thing.
my sixteenth guitar
di acara waktu itu pertama kali aku pake gitar baruku. gitar yang sebenernya dulu sempat aku pengenin banget di 2014. jadi, 2014 kayak titik balik pertama ku, "i want to, i had to do this!" kalau waktu itu gitar ini ada dijual di Balikpapan, pasti udah jadi gitar ku yang ke-6. dulu, aku juga sempat pinjam gitar temen untuk English Camp. gitarnya masih aku pinjem sampai setelah camp, mungkin sehabis itu aku jadi kepengen punya gitar lagi, jadinya aku beli yamaha kw di toko sport, cuma 200 ribuan terus aku jual lagi 200. nggak rugi :Djadi, gitar ke 16 ku dan sepertinya jadi gitar satu-satunya yang ku punya akhir tahun ini, Yamaha APXT2 Natural. aku lepas Cort Earth 50 di Agustus dan (modified) Squier Telecaster Affinity di September. such a sad moment but the great thing is when you can maximize the minimal thing.