Demi mendapat berat badan ideal, Jeane rutin memilih latihan fisik sejak Februari tahun lalu. Awalnya, kata Jeane, berat badannya mencapai 58 kilogram (kg). Sementara dengan tubuhnya yang mungil, berat idealnya sekitar kurang lebih 50 kg. Porsi latihan yang bisa dikatakan ekstrem berhasil membuat bobotnya turun menjadi 47 kg pada September lalu. Jeane mengatakan, motivasinya menurunkan berat badan adalah ingin berhenti diejek teman-temannya.
“Saking mau kurus, saya latihan setiap hari dan sempat drop. Dulu saya treadmill sampai berjam-jam. Memang cepat menurunkan berat badan tapi tidak bisa membentuk tubuh. Akhirnya, badan saya malah kelihatan kurus banget,” kisah Jeane ditemui Rabu (7/1). Bukan pujian, teman-temannya malah kembali mengomentari bentuk tubuhnya yang terlalu kurus, dan menyuruh menaikkan berat badan lagi.
“Sejak September, saya pun kembali mengatur porsi olahraga. Dulu bisa latihan penuh selama seminggu, sekarang hanya lima kali. Dan targetnya bukan menurunkan berat badan tapi mencapai target berat badan ideal,” ujar perempuan berambut pendek ini. Jenis alat olahraga yang dipilih Jeane pun bukan yang berfungsi untuk membakar lemak. Tapi untuk pembentukan otot. Tak sekadar olahraga, untuk ingin menaikkan berat badan dia mengaku tetap menjaga pola makannya.
“Saya termasuk orang yang berat badannya cepat naik. Jadi, kalau saya enggak jaga makan, berat badan langsung bertambah. Apalagi saya sangat senang nyemil dan makan kue-kue manis,” tutur kelahiran Palaran 12 Juni 1992 ini. Namun, karena ingin tampil lebih cantik dan menambah kepercayaan diri, Jeane mencoba konsisten mendapat berat badan ideal. Menyiasati kebiasaannya yang sering mengonsumsi makanan ringan, Jeane pun mengganti camilan dengan mengonsumsi wortel dan buncis.
“Saya mengatur alarm setiap pukul 10.00 untuk waktu buat makan sayur. Karena saya lebih suka makan wortel mentah, jadi hanya buncis yang saya rebus,” ucapnya. Jeane mengatakan, dalam sehari dirinya makan lima sampai enam kali dalam porsi kecil. Sayur-sayuran itu, kata Jeane, membantunya merasa kenyang lebih lama. “Untuk asupan karbohidrat saya lebih senang makan ubi ungu atau merah. Porsi makan yang paling banyak biasanya saat makan siang. Karena siang hari tubuh memerlukan asupan energi lebih besar,” papar sulung tiga bersaudara ini.
Sekira tiga bulan sudah Jeane menjalankan program menaikkan berat badannya, kini berat badannya mencapai 50 kg. Bukan berat karena tumpukan lemak, tapi massa otot yang membuatnya sekarang tampil lebih percaya diri.(*/ni/her/k8)