Jadi, setengah tahun terakhir, mungkin hampir setahun, saya mutusin nggak bekerja untuk orang lain lagi. (Dalam hal ini, perusahaan). Memilih untuk membuka usaha dengan dana pribadi dan bantuan dana dari kerabat, yang ternyata kurang efektif. Saya nggak mau ambil resiko terlalu tinggi untuk mengadakan pinjaman dari bank. Jadi, saat ini usaha yang masih dalam prosesnya itu harus tertunda tapi sedikit sedikit tetap dijalankan. Akhirnya, saya mutusin untuk kerja lagi. Tapi tetap memilih yang terbaik buat saya. Esensi dari kehidupan, bagi saya itu kebahagiaan. Kebebasan waktu, kebebasan berbagi adalah bagian dari bahagia. Saya ingin coba menjalani hidup saya dengan apa yang saya percayai, saya bisa. Sebagian orang mungkin masih menganggap bahwa pekerjaan, jabatan, dan perusahaan yang bonafit menentukan kebahagiaan ? Merasa hebat ? Mungkin ya bagi yang passionnya disana. Tapi tidak berlaku di saya. Passion memang bisa dibangun, tapi saya tidak bisa berlama lama menjadi karyawan. Saya tidak dapat rasa kehidupan. Saya harus bangun pagi, rutinitas membosankan, dan tidak bisa membuat waktu sendiri lebih banyak. Jika itu memang kebahagiaan sebagian orang, saya salut. (Tapi kenyataamnya lebih banyak yang mengeluh dan ingin berhenti kerja). Ada juga yang mau tidak mau harus tetap seperti itu, karena kemungkinan untuk pindah atau berhenti sangat beresiko. 2012 saya mulai kerja, di bagian Accounting Receivable. Berlanjut ke perusahaan lainnya. Keluarga bangga, pasti. Tapi semakin lama, saya tidak menemukan rasa lagi. Jangka waktu saya kerja nggak lama. 3 bulan, 1 bulan, 5 hari, ada yang setengah hari saja. Saya nggah betah. Dari semua pekerjaan singkat-singkat itu, pekerjaan terakhir di bulan Oktober 2015 adalah yang paling saya senangi. Jadi posisi saya sebagai operator komputer. Ditempatkan di gudang arsip PT Pertamina. Rekan kerja oke, seumuran semua, tapi sayang masa kontrak pendek. Tekanan dari atasan juga kecil. Dibandingkan dengan tekanan yang didapat saat ngga kerja dan selama di gudang, kurang lebih sama. Memang, waktu nggak kerja dimana mana dipandang nggak normal dan tidak menghasilkan apa apa. Tapi orang orang pada dasarnya nggak akan pernah tau tujuan dan misi kita, jadi kadang pandangan orang yang kebanyakan 'wajar' itu nggak papa. Dibiarkan saja.
Walaupun pada akhirnya saya harus kerja lagi, saya sekarang sudah terbiasa dan sudah tau mana yang tepat untuk saya. Mana yang terbaik, mana yang tidak terlalu merugikan. Dari gaji dan waktu yang dikorbankan. Ini bagian penting, waktu saya meminta saran dari teman (yang sudah lama kenal saya), dia bantu mengingatkan apa yang saya mau dan bantu mengarahkan apa yang harusnya saya lakukan dalam beberapa tahun kedepan, dan apakah hasilnya akan sesuai. Kalau nggak sesuai, jangan lakukan. All in it. All or nothing.
"Lakukan semua atau tidak sama sekali."
Sekarang sudah masuk bulan ke 10 saya dirumah. Kegiatan semakin sedikit, sekarang saya hanya mengajar les privat gitar. Selebihnya, pekerjaan yang 'belum' menghasilkan uang. But i believe in it. Begini saja, saya sudah bahagia. Tapi untuk membantu keluarga dengan lebih lagi, harus ada yang dikorbankan. Saat ini saya masih nunggu panggilan kerja. Salah satu pekerjaan yang paling memungkinkan saya untuk belajar hal baru dengan sedikit tingkat stress. Dan ini yang paling mudah saya masuki. Wish me luck this time. Dan semoga kalian juga menemukan bahagia kalian di pekerjaan apapun yang kalian sedang jalani. All of it. Saya tetap lebih suka berdagang. It's fun, makes me feel alive. I'll keep run my business, but work again (first). Tunggu saja kabar baiknya. Thanks!