5 Years Goals, released |
Baru aja cuci piring,
sendok dan panci yang ku pake buat masak mie. Bikin secangkir kopi instan
panas. I swear I want to stop to drink instant coffee. I swear I know it’s not
good. Tapi nggak sering, paling sebulan cuma 2 atau 3 kali. Nanti, bulan Januari
aku bakal beli kopi bungkusan di Excelso atau tempat lain, pokoknya yang
langsung seduh. Seenggaknya lebih aman daripada kopi instan. Ada suara samar,
menggema dari rumah sebelah. Kayaknya lagi nonton sinetron yang di Indosiar
itu, yang backsoundnya depressing. Aku beralih ke Google Chrome, cari album
indie yang bisa di download tapi nggak nemu. Aku berakhir ke Soundcloud karena
bosan ke Spotify mulu. Ke alamat soundcloudku sendiri, scroll sampe kebawah. 5
tahun lalu. Klik, diputar. Ingat banget tahun 2014 aku bimbang sekaligus ambil
keputusan untuk tetap main musik, main gitar. Dan satu lagi, nyanyi. I swear,
keraguan selama 5 tahun ini sudah aku lewati. Sampe di titik ini, aku nggak
pernah nyesal. Aku beneran mau hidup dimana mimpi dan kenyataan nggak jauh
beda. Lagi belajar, mulai untuk konsisten. Konsisten sama niat dan tujuan awal.
Nggak muluk. Cuma mau buktiin kalo nggak bakal ada yang sia-sia. Bagiku musik
itu ilmu. Alat musik itu alat untuk belajarnya. Nggak ada hal di bumi ini yang
berdosa, kecuali niat dan tujuannya memang gitu. Aku sudah cukup berkeraguan
kayak gitu. Siapapun kamu yang pernah bilang jalan hidupku dan pilihanku salah,
nggak papa. Impian tetap impian kalo nggak di eksekusi. Tugasku bukan untuk
membenarkan pendapat dan pikiran orang lain. Tapi mengurusi diri sendiri, biar
bisa bantu orang lain. Tapi tunggu, I don’t feel sorry. This is life. This is a
real life.