Thursday, February 27, 2014

Perkenalan : Balikpapan Little Daypacker

Kali ini saya mau perkenalan sama kegiatan baru yang bakalan saya lakukan at least untuk sedikit demi sedikit memulai hobby baru saya, travelling. Sebenernya kata "daypacker" itu muncul saat saya browsing2 soal backpack, rucksack, dan daypack itu sendiri. Penasaran sama ukuran rucksack, jadilah saya ketemu sama daypack (day pack) yang ukurannya kayak tas ransel sekolah anak SMA (kurang lebih). Awalnya penasaran dan akhirnya muncul ide buat daypacking Balikpapan. Tapi karna ukuran normal daypack yang lumayan besar untuk jalan-jalan satu hari, jadinya saya pilih yang lebih kecil atau little daypack contohnya tas selempang kecil yang muat buat kamera, dompet, dan buku catatan aja. Walaupun saya sebenarnya sudah punya daypack yang ukuran 25 L, tapi mungkin tas ini lebih cocok untuk perjalanan luar kota atau ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapore atau Brunei Darussalam. 


Tujuan saya 1 day travelling ini untuk mengeksplor keindahan kota Balikpapan dan mendatangi tempat2 unik tapi punya pesona yang bagus untuk di abadikan dengan kamera saya (aslinya sih kamera punya mama) hihi. Lalu, juga untuk memulai  belajar atau merasakan sendiri gimana rasanya travelling, merasakan dan berbagi tentang keindahan wisata di Balikpapan terus juga tau gimana sih cara dan rasanya travelling yang sederhana dengan budget yang minim bahkan gratis. 

Nantinya rangkaian Balikpapan Little Daypacker bakalan dicantumkan informasi tempat dan foto-foto terus juga sedikit explanationnya dalam 2 bahasa (Indonesia & English). 

Nah, pengenalan dan rencana udah. Terus apa aja sih yang bakalan saya siapkan dan saya bawa selain kamera (punya mamah :D) buku catatan dan dompet ? Ini lebih mempersingkat :

Day Packing
1 tracker bag (mini bag)
2 travellous
3 cermin (mirror)
4 dompet (wallet)
5 mini journal (buku catatan kecil)
6 pen
7 eyeglasses, sunglasses
8 perfume, lip tint, concealer

Mungkin agak ngga nyambung ya bawa buku travellous karna itu kan buku catatan perjalanan ke Eropa, tapi sejak beli, itu buku pasti saya bawa didalam tas. Yang lainnya juga sudah kebiasaan ada dalam tas tapi ngga jarang juga pergi tanpa bawa apa2 selain uang sama hp.

Daypacking atau jalan-jalan sehari ala saya ini untuk masalah tas atau bawaan terserah sama orang yang melakukan karna kan keperluan setiap orang beda-beda, jadi bebas :P Dan juga ini hanya travelling ringan, kalau mau liat contoh bawaan day pack yang lebih "serius" coba liat ini : Check It Out List (Day Pack)

Dari semua rencana diatas sebenernya hanya dilatar belakangi sama 1 hal yang saya temuin di salah 1 buku travel guide di Gramedia. Ada penulis/backpacker asing yang menulis rangkaian perjalanannya dan saya kaget karena Balikpapan juga ada dalam daftar kota yang pernah di singgahi. Jadi intinya memperkenalkan Balikpapan kepada dunia (beraaat nih!) Simplenya saya pengen punya album foto, catatan perjalanan dan kehidupan saya di kota tempat tinggal saya sekarang, Balikpapan.

Saturday, February 22, 2014

10 Things Happened in 20 Years



Alhamdulillah, sekarang saya udah 20 tahun. Which meaning I’m getting older and lost 1 year again in life. Sebelumnya, ini postingan udah diedit jadi lebih pendek. Karena.. Ngepostingnya telat jadi berasa basi deh. Disini, ada 10 hal, kejadian, atau peristiwa unik atau ngga terlupakan sepanjang ingatanku selama 20 tahun ini. 

I would say thanks to this people . Teman sekolah, teman kuliah, sahabat atau mantan sahabat, semuuua guru sekolah, dosen kuliah dan pastinya keluarga. So, this is 10 things happened/uniqueness/accident/new hobbies/else :
  1. I entered to elementary school when I was 5 years old.
  2. I loved music and guitar since I was child.
  3. I’m starting play guitar (seriously) since I was in elementary school – Now. Thanks for my course teacher, Boby.
  4. I was graduated from Senior high school in age 17 years old.
  5. Start singing in 2012.
  6. When I moved to Balikpapan (my current live place now) it is the 20th times house moving in Indonesia. I ever live in Tanjung Tabalong (South Kalimantan/my hometown), Medan (North Sumatra), and Kutai Kartanegara (East Kalimantan).
  7. I was join singing contest at celebration of campus’s anniversary. That was very first time  singing in front of college’s people.
  8. Once, won a writing contest in campus (very first time) --> http://chirpstory.com/li/63244
Yes, it's me number 1 mewakili jurusan FBS.02
       9. Got an accident (a lifetime) on May, 14th 2013 when I went to work.
      10. I finished my study in age 19 years old.
Hmm, sebelumnya juga.. Saya berterima kasih untuk orang-orang yang sudah pernah baca sebagian atau seluruh  blog saya. Semoga menginspirasi atau memotivasi atau jadikan hiburan saja.

Wednesday, February 19, 2014

Farnley Tyas & Middleton Tyas

Belum lama ini saya iseng search nama belakang yang cocok untuk gantiin Alfisa atau yang cocok dengan nama Tyas. Dalam hati saya, gimana kalo Tyas Rhodes ? Saya sering baca atau dengar nama Ben Rhodes yang ternyata setelah browsing, saya baru tau kalau Ben Rhodes atau Benjamin J. Rhodes itu Speechwriter. Wow, coincidental. Saya kan juga penulis *muahaha* Tapi karena saya minder jadi yaudah saya lanjutin cari nama lain dengan nama depan Tyas. Dari hasil pencarian muncul nama Famley Tyas yang ternyata adalah FARNLEY Tyas, bukan FAMLEY Tyas. *Sepertinya minus & silinder mata saya perlu diperhatikan nih!*

Penasaran belum habis! Keep searching.. Ternyata ada 2 desa kecil di kota Yorkshire yang berakhiran nama Tyas. Wow, akhirnya saya dapat juga sesuatu yang unik ini. Excited banget pengin nejermahin ke bahasa Indonesia dan posting ke blog, tapi saya ketiduran waktu itu sampe jam 9 malem! Gara-gara kecapekan jalan mungkin. Jadilah malam ini saya rampungkan hehe.

Lagu SHINee - Dream Girl cukuplah menemani saya menulis tentang desa buatan saya ini *eh.
Farnley Tyas (wikipedia)
Farnley Tyas 
http://www.huddersfieldfoodguide.co.uk
Excited banget pasti kan buat semua yang punya nama Tyas. Jadi, Farnley Tyas itu adalah nama sebuah desa kecil di bagian barat Yorkshire, Inggris. Berjarak sekitar 3 miles (4.5 km) sebelah tenggara Huddersfield. Tempatnya ada di puncak bukit antara Almondbury, Castle Hill, Thurstonland & Honley. Disana tuh latarnya pedesaan dan sawah-sawah, pertanian gitu dengan perumahan swasta dan beberapa perumahan sosial otoritas lokal. 

http://media-cdn.tripadvisor.com
Disana ada penginapan, namanya Golden Cock Inn. Karena saya belum pernah kesana (ngarep banget) jadi saya ambil fotonya dari internet aja *random. Di farnley tyas ada juga klub bowling, lapangan olahraga kecil & gereja St. Lucius. 2 gambar ini adalah gambar Golden Cock Inn.

History of Farnley Tyas
Daerah kota Farnley Tyas  dulunya adalah township/kotapraja (pembagian daerah administratif) di tahun 1894. Pertama kali disebutkan di buku Domesday tahun 1086, yang kemudian disebut Fereleia. Tyas sendiri adalah nama keluarga dari le Tyeis yang memegang lahan/tanah tetangga dari abad ke-13 *wow

Sebenarnya masih ada lagi ekstrak dari Pigot dan Co Komersial Nasional, tapi saya sendiri masih belum ngerti hehe. Jadi cuma bisa segini tentang Farnley Tyas. 

Middleton Tyas

Nah, kalo tadi Farnley adalah kotapraja dibagian barat Yorkshire.. Middleton Tyas adalah desa paroki (hasil pembagian daerah) di bagian utara Yorkshire, tepatnya di Richmondshire. Masih di Inggris juga pastinya. 

The Shoulder of Mutton (Pub)
Nama Middleton Tyas asalnya dari Anglo-Saxon *hah? Yang artinya middle-farm atau middle settlement. Tyas adalah family name Norman tapi nggak ada bukti kuat bahwa Tyasa dulu adalah nama milik keluarga itu.

Ada satu pub di desa : The Shoulder of Mutton ,ada juga The Scotch Corner Hotel di bundaran terkenal. Ini penampakannya, results via google.

Hal yang saya suka dari 2 desa ini adalah arsitektur bangunannya, saya nggak tau banyak tentang kearsitekturan, tapi mungkin bangunan dan perumahan disana memakai gaya arsitektur Roma. Mungkin rumah-rumah Inggris bergaya hampir sama semua. Yang jelas saya menyukai 2 desa ini walaupun kelihatannya hampir seluruh desa adalah perkebunan dan sawah, good place untuk bikin video klip hehe *eh -_- Satu lagi, saya bangga kalau nama saya Tyas ternyata ada sejarahnya hihi. Walaupun kenyataannya Tyas jelas-jelas nama orang Jawa. Tetap bangga lah ^_^ Sejak saya tau kalau di Yorkshire ada tempat bagus yaitu 2 tempat ini, saya putuskan untuk memasukkan kota Yorkshire ke dalam daftar places to be visiting.

Sunday, February 16, 2014

Hafalan Luar Kepala : Bahasa Mandarin



Kali ini saya mau review buku yang sekitar 2 tahun lalu saya beli di Gramedia. Mungkin karena jarang dibaca, cuma dibuka-buka sekilas doang jadinya baru sekarang saya kepikiran buat mendalami. Judulnya Hafalan Luar Kepala Bahasa Mandarin. Buku saku ini saya beli seharga Rp 28.000 waktu itu, 9 Juni 2012. Note : Saya selalu menulis tanggal beli atau tanggal selesai baca di halaman depan atau belakang buku. 

Bagian belakang buku :

Banyak orang yang “frustasi” ketika belajar bahasa asing. Mereka berhenti belajar sebelum benar-benar menguasai bahasa tersebut, utamanya secara lisan. Practice makes perfect! Kunci pinter ngomong pakai bahasa Mandarin adalah berlatih, berlatih, dan terus berlatih. Buku ini sengaja disajikan dalam ukuran saku agar kegiatan belajar dan komunikasi menggunakan bahasa Mandarin bisa berlangsung di mana saja dan kapan saja. Andapun akan bisa ngomong Mandarin luar kepala.

Buku ini saya beli sebulan sebelum chat terakhir dengan xiaoshan (yang mana saya jadikan cerita pertama di My Abroad Friend Stories). Saya lupa tujuan saya beli buku ini apa tapi yang pasti sekarang ada manfaatnya terkait keinginan dan rencana saya untuk bertolak ke China dalam waktu 2 tahun ini. Who knows? Mungkin readers yang juga seorang pemimpi atau perencana bakalan ngerasa kalau ini rencana sungguhan dan mungkin ngerasa excited. Tapi entar ajalah saya jelasin soal rencana yang itu. Hihi.

Back to the book!

Buku bahasa Mandarin ini adalah karya Tjong Lien, dkk. dan  merupakan cetakan pertama, tahun 2010. Saya memang suka buku berukuran kecil tapi tebal. Jadi lebih mudah dibawa kemana-mana dengan tas kecil juga. Covernya warna merah, China memang identik dengan merah I guess.

Total halamannya ada 276 halaman dan di setiap judul atau tema conversationnya disediakan atau dilampirkan juga kosakata baru/new words berupa 4 bentuk bahasa yaitu bahasa Inggris (English), Hanzi, tulisan latin(bacaannya/pronounciation) dan artinya sendiri dalam bahasa Indonesia.
Ada banyak sekali contoh dialog atau percakapan yang bisa kita pelajari dalam buku ini. Mulai dari Greetings, Daily Activities, Talk about Weather, At the Café, At the Cinema, dan lainnya. Ada 66 sub judul/tema percakapan yang dicontohkan dalam bentuk percakapan/dialog A-B-A-B. Walaupun enggak semudah itu melafalkan atau menguasai bahasa Mandarin ini sendiri, tapi setidaknya buku ini bisa jadi penolong darurat kita saat kesusahan berbicara dalam bahasa Mandarin. Saya sendiri hanya sekedar baca-baca atau nginget satu persatu kata dan artinya.



Belajar bahasa asing dengan bantuan guru atau pembimbing adalah cara yang paling efektif menurut saya, karena para guru, dosen, pengajar atau apalah sebutan lainnya mereka pasti mempunyai urutan belajar atau tahapan yang dipersiapkan untuk mengajar agar hasilnya maksimal. Dibandingkan dengan kita yang serba ingin cepat bisa dan cepat lancar (instan!) tapi belum tentu hasilnya juga maksimal kecuali sudah pernah belajar basicnya. Sekedar informasi bahwa yang saya tau di Cina itu ada banyak bahasa dialek. Contoh besar Potunghua (Mandarin), Gan, Hakka, Min, Wu, Xiang dan Yue (Kanton). Banyak kan ? o_O Kalau mau tau lebih lengkap bisa googling sendiri hihi atau baca selengkapnya di SINI.

At last, buku ini sudah sangat cukup baik bagi yang ingin belajar atau memperlancar atau sebagai penolong dalam berbahasa Mandarin. Buku ini menjadi pegangan kuat saya untuk belajar bahasa Mandarin. Tapi readers jangan salah paham dulu. Kepercayaan diri saya yang tinggi untuk me-review buku ini ngga menjamin bahwa saya sudah bisa bahasa Mandarin T_T sedikitpun enggak! *sad* Tapi kalo ngebaca dikit-dikit sih bisa (sudah pasti bukan baca hanzi nya). Thanks for reading, yang semangat ya belajar bahasa asingnya!

Monday, February 3, 2014

Review TRAVELLOUS by Andrei Budiman



Hari Jum’at tanggal 30 Januari 2014 kemarin seperti yang saya posting di entry sebelumnya, saya beli 2 buku di Gramedia. Hari ini saya selesaikan baca Travellous. 239 halaman Travellous karya Andrei Budiman bener-bener bikin semangat saya berapi-api! Berasa masih keciiiil sekecil titik pensil 2B yang habis diraut. Saya belum pernah melakukan perjalanan jauh sendirian walaupun di Indonesia(kecuali Surabaya) sedangkan Andrei Budiman, mungkin saya harus memanggilnya om :D atau guru karna saya percaya dengan semua pengalamannya yang menakjubkan bisa membuat saya merinding selama baca buku ini. Bukan tanpa alasan. Banyak sekali kekaguman saya setelah membaca novel atau buku karya beberapa penulis yang kebanyakan berasal dari pulau Jawa. Tapi kali ini ka Andrei (kalo dipanggil om nanti tersinggung), ya ka Andrei yang berasal dari pulau yang sama dengan tempat kelahiran saya, Kalimantan Selatan berhasil dengan menyuntikkan semangat kepada saya yang juga seorang pemimpi. 

Kalau biasanya saya cepat bosan atau kadang pengen banget cepet-cepet baca endingnya buku, kali ini Travellous ngga seperti itu. Sama sekali ngga. Saya sangat menikmati membaca Travellous. Saya mungkin reviewer terpayah karena nggak bisa mendeskripsikan bagaimana alur cerita, plot, dan sebagainya walaupun nilai ujian Bahasa Indonesia saya dulu peringkat 2 tertinggi setelah nilai Bahasa Inggris (sombong).. tapi saya emang ngga bisa jelasin. Cerita Travellous sukses bikin saya nahan ngantuk dan beberapa detik kemudian tertidur sampe pagi! (Argh, sudah saya duga saya reviewer terburuk dan paling norak di Indonesia). 



Gimanapun review saya kali ini, Travellous adalah buku pertama yang membuat saya pengen nge-review dan ngasihtau ke pembaca/pengunjung blog saya bahwa ini buku bagus! Demi apa pun Travellous is the best untuk seorang pemimpi. 

Saya pengen banget suatu hari nanti ketemu langsung sama ka Andrei Budiman entah dalam situasi kebetulan ketemu di mall, bioskop, lokasi syuting filmnya, atau dimana aja --“ at least sebagai fans lah yang penting ketemu deh! 

Sekedar informasi, bahwa saya dilahirkan di kabupaten Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan. Waktu yang diperluin untuk ke Banjarmasin mungkin sekitar 4 sampai 5 jam perjalanan via transportasi darat. What a surprised thing deh bisa tau kalo penulis yang saya kagumi juga berasal dari tanah Banjar ^^

Terakhir. Saya merasa beruntung banget bisa dapet buku Travellous ini di menit-menit terakhir saya sudah kecapekan cari-cari buku di Gramedia waktu itu. Tiba-tiba aja saya ngeliat cover buku Travellous yang ngga asing didepan saya (emang waktu itu saya lagi gencar-gencarnya googling dan liat-liat buku bergenre travel book di GoodReads dan ketemu Travellous sebagai recommended book), langsung saya ambil! Dan ternyata ada potongan harga, Alhamdulillah. *Walaupun mungkin saya merasa jadi orang paling telat dapetin buku ini, hmpphh*

Anyway, bulan ini saya banyak banget list to do dan seriously wanna do that list berkat buku Travellous ini. Of course, semakin banyak impian yang harus cepat-cepat saya buktikan dengan cara merintisnya dari usaha-usaha terkecil sampai benar-benar jadi keajaiban yang besar. Bulan ini, bulan Februari semoga penuh berkah. Amin. Take care dreamers!